::..Faniar..::

Senin, 07 Maret 2011

7 hewan dengan perlindungan diri terhebat

1.Ekidna


Ekidna (Tachyglossus aculeatus) adalah mamalia sebesar kelinci yang seluruh tubuhnya dilapisi oleh duri. Mereka hidup di hutan-hutan Australia dan Papua Nugini. Ekidna memiliki moncong yang panjang dan kuku yang besar untuk memudahkan mereka dalam menggali tanah. Sistem pertahanan Ekidna sendiri adalah ekidna memiliki hingga 5000 duri dan 2000 sensor medan listrik pada tubuhnya, sungguh pertahanan yang sangat kuat dan sulit ditembus. Dapat dilihat ekidna memiliki perlindungan ideal untuk melindungi dirinya dari ancaman. 
 
2.Ikan Buntal

Ikan Buntal (Diodon nichthemerus) adalah hewan dengan ukuran sedang untuk ukuran ikan. Ikan ini memiliki kemampuan mengembangkan tubuh beserta duri-duri yang melindunginya ketika terancam. Pertama-tama ikan ini akan menyerap air di sekitarnya untuk mengembangkan tubuhnya hingga mencapai 2 kali besar aslinya, kemudian ikan ini menegakkan duri-durinya sebagai upaya perlindungan dari sergapan predator. 
 
3. Kadal Armadillo


Kadal Armadillo (Cordylus cataphractu) adalah hewan yang berasal dari Afrika dan Madagaskar. Kulit hewan ini sangat keras dan menyerupai duri. Kadal armadillo melindungi dirinya dengan cara menggulungkan badannya dan menggigit ekornya hingga membentuk lingkaran sebagai sistem pertahanan yang aman dari gangguan para predator. 
 
4. Ikan Singa

Ikan Singa (Pterois antennata) adalah ikan beracun yang berasal dari perairan Indo-Pasific. Ikan ini melindungi dirinya dengan kombinasi antara duri-duri tajam di tubuhnya dan racun yang terkandung di dalam tubuhnya. Apabila terkena racunnya, maka akan sangat berakibat fatal bagi makhluk hidup yang terkena racunnya, bahkan untuk manusia.
 
5. Landak

Siapa yang tidak mengetahui dan mengenal landak, tubuh hewan ini seluruhnya ditutupi oleh duri-duri tajam sepanjang 63-91 cm yang membuatnya sangat sulit untuk diserang oleh predator maupun hewan lain. Landak adalah hewan yang melindungi dirinya dengan cara mengandalkan duri-durinya baik saat siap maupun tidak siap. Menjadikan hewan ini berada di peringkat 1 dalam daftar ini.
 
6. Gurita

Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tinta, kamuflase dan memutuskan lengan.

Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang. Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam. Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biru berubah warna menjadi kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa terancam sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun.

Beberapa spesies gurita dapat memutuskan lengannya sendiri (ototomi) mirip cicak dan beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan gurita yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi calon pemangsa dan berguna pada saat kimpoi.

Beberapa spesies gurita seperti gurita mimic memiliki sistem pertahanan ke-4 berupa kemampuan meniru bentuk hewan laut berbahaya seperti lionfish dan belut berkat tubuh yang lentur dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita mimic juga pernah didapati mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita mimic bisa terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol seperti tekstur batu karang.
 
7. Kalajengking

Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.

Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap artropoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan efek lokal (seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus. Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah  

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More